Thursday, October 25, 2007

SINETRON ...OH SINETRON...!!

Hampir setiap Stasiun TV di negara kita tercinta ini menayangkan acara sinetron, dan hampir setiap malam kita disuguhi sinetron, pindah chanel A chanel B isinya sinetron, namun dari sekian banyak sinetron yang kita nikmati setiap malam hampir semuanya tidak memberikan kesan mendidik pada pemirsanya, sangat sedikit sekali sinetron yang punya tujuan memberikan pendidikan baik pendidikan sosial, budaya dan politik atau bidang lainnya. Sinetron kita cenderung mengexploitasi pertengkaran, arogansi si kaya terhadap si miskin yang kadang cenderung tidak masuk akal.

Apakah ini bentuk penjajahan?
ya bisa jadi ini adalah bentuk penjajahan, penjajahan terhadap pola pikir kita tentang budaya yang tidak sesuai dengan kultur bangsa ini. Kita seperti tidak punya pilihan lain untuk menyaksikan tayangan sinetron yang berkelas, yang punya mutu bagus dan tentunya masuk nalar bangsa kita.

PH tidak kreatif
PH kita cenderung membuat sinetron yang asal jadi, dengan dalih kejar tayang, bahkan lebih parah lagi beberapa sinetron terang-terangan menjiplak sinetron negara lain tanpa di sesuaikan dengan kondisi budaya kita.
Tidak bisakan mereka membuat cerita yang menarik lagi yang sesuai dengan kultur dan budaya kita? sebenarnya bisa tapi mungkin mereka tidak mau, atau memang levelnya cuma sampe disitu (menjiplak)
Sebenarnya kita rindu sinetron Si Doel, Cemara, atau yang baru Para Pencari Tuhan, Sayekti dan Hanafi dan sinetron lainnya.

Artis sinetron muda masih mentah.
Belum lagi kita bicara tentang artis-artisnya yang rata-rata punya kualitas rendah dan hanya di ekspose dari sisi fisiknya saja. Mari kita perhatikan sinetron yang tayang tiap malam akhir-akhir ini.
Artis yang umurnya masih belia dipaksakan untuk beradegan layaknya orang yang umurnya jauh lebih tua dari usianya, contoh pada sinetron Cinderela, Cinta fitri, dan masih ada yang lainnya. Bintang yang masih SMP atau baru masuk SMU sudah di plot berperan sebagai orang yang jauh lebih tua dari usia mereka, pengalaman mereka belum sampai untuk mendalami peran sebagai orang yang diluar dari masa mereka sebagai remaja yang sedang senang-senangnya main di mall, kumpul-kumpul dengan teman sekolahnya, anak muda di make up di paksa memerankan peran orang tua hmm sangat ironis..!.
Apakah para sutradara dan produser sinetron kita sudah tidak bisa memilih artis yang perannya disesuaikan dengan usianya? ataukah karena mereka yang senior meminta gaji yang sangat mahal? atau mereka memberikan kesempatan pada yang muda untuk ambil bagian? hmm saya kira salah dunia peran tidak mengenal pensiun selama aktingnya masih bagus tidak ada kata menyerah.
Orang tua biarkan diperankan oleh artis yang berumur, karena mereka secara alamiah akan lebih menjiwai, remaja biarlah memerankan peran yang sesuai dengan usianya karena mereka akan lebih natural.

Kita berharap sinetron kita segera berbenah untuk memberikan tayangan yang menarik, tayangan yang sesuai dengan pola pikir dan kultur bangsa kita Indonesia tercinta ini, tidak perlu muluk-muluk, tidak usah yang meng awang-awang tapi yang gampang di cerna oleh masyarakat kita. [MBP-261007]